Tuesday, 1 December 2015

Sakura – Fariz RM (Akurama 1980)


Tahun 1980,tiba-tiba menyeruak sebuah kaset yang cukup banyak mengundang perhatian.Fariz yang saat itu lebih dikenal sebagai drummer alumni SMA III Jakarta dan ikut mendukung album fenomenal LCLR 1977,”Badai Pasti Berlalu” (1977) dan dua album Keenan Nasution “Di batas Angan Angan” (1978) dan “Tak Semudah Kata-Kata” serta meraih perhatian publik lewat karyanya “Hasrat dan Cita” yang disenandungkan almarhumah Andi Meriem Mattalatta tanpa diduga merilis album solo yang betul-betul solo.Karena di albumnya yang diberi judul “Sakura” ini Fariz nyaris memainkan seluruh instrumen musik.Mulai dari drum,perkusi,bass,gitar,piano,mellotron,synthesizers ternasuk menulis semua lagi,mengaransemen serta menyanyikannya sendiri.Ada beberapa bantuan dari bberapa sahabat seperti Anita Carolina Mohede yang berduet bersama Fariz dalam lagu “Mega Bhuana”,”Malam Kesembilan” dan “Nada Cinta”.Almarhum Wibi AK bermain perkusi pada “Malam Kesembilan” serta beberapa lirik yang ditulis Jimmy Paais dan Anton Panggabean.
Ini sesuatu yang baru,walaupun Keenan dan Yockie pernah berbuat hal yang sama pada album “Jurang Pemisah” dan “Di Batas Angan Angan”.Bedanya Fariz RM melakukannnya pada 9 komposisi yang terdapat di album yang dirilis Akurama Record ini.Stevie Wonder dan Mike Oldfield adalah salah satu artis luar yang pernah menggagas cara bermain solo seperti ini di era 70-an.Saat itu memang belum dikenal teknik MIDI atau music programming.Jadi setiap alat musik yang dimainkan diisi satu persatu pada track yang tersedia,seytelah itu baru dirangkum menjadi satu kesatuan seperti layaknya sebuah band yang utuh dan lengkap.Terbayangkan betapa ribet dan repotnya seorang Fariz RM melakukan hal yang tidak prkatis itu,mengingat teknologi saat itu memang belum dikenal dalam industri musiki Indonesia.
Kenapa Fariz nekad melakukan hal ini ? Sekedar gagah-gagahan belaka ? “saya tak memiliki banyak budget untuk membiayai produksi album ini.Karena kebetulan saya bisa memainkan beberapa alat musik.Akhirnya saya memilih cara seperti ini” ungkap Fariz RM.
Di luar dugaan album “Sakura” ternyata menuai keuntungan.Lagu “Sakura” yang sebelumnya telah dinyanyikan Grace Simon dalam film “Sakura Dalam Pelukan” yang dibintangi Liem Swie King itu menjadi hits besar Fariz RM.Lagu yang dikemas dalam beat disko bernuansa R&B ini juga menyertakan sebuah spoken berbahasa Jepang pada bagian interlude dimana Fariz memberi aksentuasi berupa cabikan bass beratmosfer funk yang kental.
Sebagian lagu yang ada di album ini bernuansa disko,funk,R&B.Plus teknik falsetto yang diperagakan Fariz pada beberapa lagu seperti “Cermin Noda”,”Mega Bhuana” ,”Perjalanan” atau “Suasana yang Ada”.
Di era itu teknik falsetto memang tengah ngetren,terutama ketika Bee Gees memperdengarkan gaya ini pada album “Main Course” hingga “saturday Night Fever” yang bernuansa disko funk R&B.
Jangan lupa pula merebaknya musik R&B funk milik Earth Wind & Fire maupun George Duke,yang dua-duanya kerap secara instens mengedepankan suara falsetto,adalah pengaruh yang sangat terasa kuat dalam racikan musik yang dilakukan Fariz rM.
Pada lagu “Semusim” yang bertamosfer piano song,kita bisa teringat dengan lagu-lagu piano ballad ala Stevie Wonder seperti “You and I” atau “Too Shy To Say”.
Fariz dengan segenap pengaruh pengaruh musik yang didengar untuk kemudian diserapnya itu menjadikan album ini bisa dianggap pemicu sebuah warna baru lagi dalam hiruk pikuk musik Indonesia saat memasuki era 80-an.Tak berlebihan rasanya jika mengklaim album “Sakura” ini sebagai album terbaik dan sebuah masterpiece dari Fariz RM


Tracklist
1.Sakura
2.Selangkah Ke Seberang
3.Belenggu (Perjalanan)
4.Semusim
5.Nada Cinta
6.Mega Bhuana
7.Suasana Yang Ada
8.Cermin Noda
9.Malam Ke Sembilan

No comments:

Post a Comment