Monday, 16 November 2015

Alasan Keyboard Menggunakan QWERTY

     Pernahkah anda bertanya-tanya, kenapa susunan huruf di keyboard tersusun secarak acak? Kenapa tidak ABCDE seperti alphabet yang biasa kita hafal? Sering sekali pertanyaa ini muncul, apalagi bagi mereka yang baru melihat susunan keyboard tentu merasa aneh. Susunan ini tak hanya di keyboard komputer, semua susunan keyboard seperti di gadget, mesin tik dan telegram pun menggunakan susunan acak.

     Susunan acak pada keyboard biasa disebut dengan QWERTY. Kata QWERTY ini diambil dari 6 huruf pertama paling atas sebelah kiri pada keyboard.

      Awalnya, keyboard yang ada pada mesin tik memang menggunakan huruf berurutan alphabet, ABCDE yang diciptakan oleh Christoper Latham Sholes pada tahun 1968. Jika anda tahu mesin tik, benda tersebut mengeluarkan huruf dengan tangkai pencetak huruf yang ada di depan tangkainya. Dari susunan huruf yang ada pada saat itu, ada sebuah permasalahan yang terjadi karena huruf-huruf pada mesin tik berdekatan sehingga pada saat mengetik, tangkai-tangkai pada mesin tik sering “bertabrakan”.

      Kendala tersebut akhirnya dapat terselesaikan atas gagasan dari E. Remington pada tahun 1874 untuk mengacak huruf-huruf dari mesin tik sehingga terciptalah keyboard QWERTY. Huruf yang diacak diatur sedemikian rupa agar mengurangi resiko menyangkutnya tangkai mesin tik. Solusi ini ternyata sangat efisien saat itu dan masih digunakan sampai saat ini.

     Namun tahukah anda, susunan keyboard “QWERTY” ternyata diciptakan bukan hanya untuk mesin tik, melainkan juga untuk mesin telegraf. Mesin telegraf menggunakan sandi morse untuk berkomunikasi dimana hanya berisi titik, not, atau tanda baca. Dengan adanya QWERTY, pengiriman dan penerjemahan telegraf menjadi lebih mudah.

     Apakah susunan QWERTY masih bisa di acak lagi sehingga lebih mudah penggunaannya? Pertanyaan ini di jawab oleh August Dvorak pada tahun 1936. Dvorak berhasil mengacak-ngacak tombol QWERTY menjadi susunan huruf DVORAK Simplified Keyboard (DSK). Desain DVORAK ini di klaim lebih efektif ketimbang QWERTY. Namun karena kurang popular daripada QWERTY. Akhirnya Dvorak mengalah dan tidak bisa mengubah huruf QWERTY secara universal.

No comments:

Post a Comment