Di album ini saya seperti tengah menyimak rekaman lagu lagu hiburan era perusahaan rekaman Irama dan Lokananta.Penyanyi yang tampil tanpa rekayasa teknologi, yang mengingatkan kita akan pesona biduan atau crooner. Dan di album ini saya bisa menikmati petikan gitar akustik yang ditingkahi aksentuasi ukulele hingga selinap bunyi akoredeon yang seolah representasi romantisme hikayat asmara. Simak lah “Angin Pujaan Hujan” yang menyusupkan perangai musik keroncong , musik yang kerap diabaikan pemusik belia sekarang yang kerap terjebak pola western dalam menggarap ekspresi bermusiknya.
Kuartet yang terdiri atas Ivan (gitar,guitar lele,suara latar),Cito (drums,perkusi), Comi (doublebass) dan Is (vokal utama,gitar,perkusi) ini seperti ingin menyampaikan sebuah riak musik yang santun dan menyejukkan. Perpaduan lirik dan melodi yang harmonal. Mereka ingin bertutur dengan bahasa yang lebih sederhana dan berusaha untuk lebih Indonesia. Torehan lirik seperti ini memang kerap kita jumpai di masa silam di era romantika musik Indonesia saat Ismail Marzuki,Maladi hingga Mochtar Embut menata kata.
Saya yakin anda pasti telah begitu lama tak menjumpai untaian lirik lirik seperti lirik lagu “Resah” dibawah ini :
Aku ingin berjalan bersamamu
Dalam hujan dan malam gelap
Tapi aku tak bisa melihat matamu
Aku ingin berdua denganmu
Di antara daun gugur
Aku ingin berdua denganmu
Tapi aku hanya melihat keresahanmu
Aku menunggu dengan sabar
Di atas sini, melayang-layang
Tergoyang angin, menantikan tubuh itu
Aku ingin berdua denganmu
Di antara daun gugur
Aku ingin berdua denganmu
Tapi aku hanya melihat keresahanmu
Musik folk yang menjadi pilihan Payung Teduh adalah musik yang menjadi kendaraan anak anak muda era generasi bunga untuk menjejalkan pesan pesan lewat lagu.Entah itu pesan beraroma romansa maupun gugat politik dalam wacana protest song.
Harmoni musik ala Croby Still Nash and Young,The Beach Boys maupun The Carpenters memang telah menjadi penanda para baby boomers yang saya yakini menjadi mata air inspirasi dari kuartet akustik folk ini baik disadari maupun tidak.
Dan,Payung Teduh telah melakukan tugasnya dengan baik : mengadaptasi musik western dalam bingkai yang lebih Indonesia.
![]() |
Dunia Batas – Payung Teduh |
No comments:
Post a Comment